Dewi Erawati merupakan putra prabu Salya raja di negara Mandaraka dengan permaisurinya dewi Setyawati, ia memiliki beberapa Saudara antara lain Dewi Surtikanti, dewi Banowati, Burisrawa, dan raden Rukmata. Dewi erawati adalah istri prabu Baladewa raja di Mandura, dari perkawinan itu mendapatkan dua Putra yaitu Wisata dan Wilmuka. Dewa Erawati termasuk dalam kelompok wayang putren berkarakter lanyap (branyak) dengan posisi muka langak, bermata liyepan, berhidung lancip dan bermulut salitan. Ia bermahkota pogag, dengan hiasan jamang sadasaler, jamang sumping mangkara, kancing gelung gelapan utah-utah pendek berukuran besar. Ada penggambaran sinom yang menghiasi dahinya, ia juga memakai rembing. Badan putren dengan rambut ngore, memakai pinjong bermotif semen jrengut seling gurda, semekan bludiran. Memakai pending dari mas ginepeng dengan bermotif ngrangrangan. Kain panjang bermotif klitik. Ia memakai pending dari mas ginepeng dengan motif ngrangrangan. Kain panjang bermotif klitik. Ia memakai kelatbahu naga pangrangrang, gelang calumpringan, juga mengenakan kalung tanggalan, mengenakan binggel untuk gelang kakinya. Tokoh ini ditampilkan dengan sunggingan brongsong. Pada saat akan dilaksanakan perkawinan antar Dewi Erawati dengan Prabu baladewa yang saat itu bernama Wasi Jaladra, tiba-tiba putri Mandaraka itu hilang dari tamansarinya. Ternyata hilangnya dewi erawati diculik oleh seekor naga yang bernama Ardawalika dari Kerajaan Kiskenda. Penculikan itu bertujuan agar putri Prabu Salya itu mau menjadi istri daga dan akan dijadikan permaisuri di negaranya. Namun dewi Erawati tidak sanggup untuk menerima cinta taksaka tersebut.