Dewi Umayi lahir dalam wujud bayangan yang ada dalam cahaya dan tidak dapat dilihat kasatmata.Berkat kesaktian Sanghyang Manikmaya yang berubah wujud hingga mempunyai tangan yang sangat banyak.Cahaya itu akhirnya dapat ditangkap dan berubah wujud menjadi bayi perempuan berkelamin ganda. Bayi tersebut kemudian diubah menjadi perempuan sempurna. Dewi Umayi kemudian menjadi permaisuri pertama Sanghyang Manikmaya dan berputra enam orang masing-masing bernama; Bathara Sambo, Bathara Brahma, Bathara Indra, Batahra Bayu, Bathara Wisnu dan Bathara Kala.
Dewi Uma berkuasa di Suralaya dan memerintah semua dewi setelah menjadi permaisuri Batara Guru. Kekuasaan Dewi Uma mengimbangi kekuasaan Batara Guru yang menjadi pemimpin seluruh dewa. Pada suatu ketika terjadi pertengkaran antara Dewi Uma dan Batara Guru. Dewi Uma kemudian disumpahi oleh Batara Guru menjadi raksasa. Sementara Dewi Uma menyumpahi Batara Guru yang kemudian mempunyai taring seperti raksasa. Kisah antara kedua dewi ini menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan kesaktian antara perempuan dan laki-laki.Setelah dikutuk Dewi Uma berubah menjadi Batari Durga yang berkuasa di istana Setragandamayit.
Dewi Umayi berwatak sabar, perasaannya halus serta tajam. Pendiriannya sangat teguh dan mempunyai prinsip yang kuat. Ia berbakti kepada suaminya.Walaupun perasaannya halus dia akan memberontak ketika hak dan martabatnya tidak diindahkan.
Batari Durga adalah wujud Dewi Uma setelah dikutuk oleh Bathara Guru. Batari Durga dititahkan untuk menjadi istri Batara Kala. Batari Durga menjadi ratu Setragandamayit, yang artinya istana pengasingan berbau mayat. Kekuasaan yang dimiliki Batari Durga adalah memberikan segala bentuk perilaku jahat kepada orang yang memujanya.Batari adalah sebutan untuk dewa perempuan. Batari Durga mempunyai muka raksasa, bermata iblis, berhidung besar dan bermulut lebar. Sanggulnya berbentuk burung garuda menghadap ke belakang. Kalungnya rantai dan hanya tangan depannya saja yang dapat digerakkan.Di sini dia memiliki seorang putra bernama Narasinga.
Lihat koleksi Wayang Klithik Hadisukirno
Sumber : Ensiklopedi Wayang Indonesia